Sabtu, 14 Oktober 2017

Hikayat Cinta Lelaki Monyet dan Kupu-kupu Bantimurung




SINOPSIS
Hikayat Cinta Lelaki Monyet
dan Kupu-kupu Bantimurung

Kawasan Bantimurung adalah salah satu kawasan batu karst yang terindah di dunia. Bantimurung dihuni oleh ratusan jenis kupu-kupu sehingga mendapat julukan The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu) oleh seorang peneliti Inggeris, Alfred Russel Wallace pada awal abad ke-19. Selain itu Bantimurung dihuni oleh monyet jenis Macaca Maura yang sudah langka. Namun belakangan species kupu-kupu Bantimurung kian menyusut, monyet langka jenis Macaca Maura tidak pernah bertambah lagi populasinya.

Sekelompok siswa SMA Negeri Bantimurung prihatin akan kondisi Bantimurung tersebut. Lalu mereka membentuk kelompok yang mereka sebut Save Bantimurung. Pemrakarsa kelompok tersebut adalah Roy, Hendra, Rusdi, dan Riffa. Belakangan bergabung juga Zakiah dan Riska, serta teman-teman mereka yang lain.

Roy sebenarnya adalah siswa pindahan dari sebuah SMA di Jakarta. Awalnya Roy dimusuhi oleh Hendra dan Rusdi, penyebabnya karena Hendra dan Rusdi cemburu terhadap Roy yang mendekati cewek cantik di sekolah itu bernama Riffa. Karena kecantikannya tersebut maka Riffa sering dipanggil sebagai kupu-kupu Bantimurung.

Tetapi akhirnya Hendra dan Rusdi berteman akrab dengan Roy setelah keduanya dikalahkan oleh Roy pada suatu perkelahian di belakang sekolah mereka. Roy yang awalnya memang jatuh cinta pada Riffa akhirnya memendam perasaannya, dan mempersilahkan kedua sahabatnya tersebut untuk mendekati Riffa. Bahkan Roy mencoba membujuk Riffa agar menerima cinta salah satu dari teman mereka yaitu Hendra atau Rusdi. Tapi Riffa menolak dengan alasan ia sudah mempunyai seorang kekasih. Agar tak ada kesalahpahaman diantara mereka Roy juga mengaku sudah mempunyai kekasih. Padahal Roy hanya berbohong. Ia ingin persahabatan mereka tetap baik dan akur.

Meski mereka terlibat dalam romantika cinta, mereka tetap bersatu untuk mengampanyekan menjaga dan melindungi habitat Bantimurung khususnya kupu-kupu dan monyet Bantimurung yang sudah langka. Mereka pun berusaha menggali kearifan-kearifan lokal (local wisdom) untuk menjaga lingkungan mereka. Bahkan Roy, Hendra, dam Rusdi mengaku sebagai jenis Macaca Maura, sedangkan Riffa mereka simbolkan sebagai kupu-kupu Bantimurung.

Hendra yang ternyata putra dari seorang pahlawan penyelamat monyet Macaca Maura bertekad untuk melanjutkan profesi ayahnya sebagai penjaga Macaca Maura. Rusdi yang juga ternyata pahlawan penyelamat kupu-kupu Bantimurung sejak awal sudah melakukan penangkaran kupu-kupu. Mata pencaharian keluarga Rusdi awalnya adalah penangkap kupu-kupu. Tetapi akhirnya Rusdi menyadari akan kepunahan kupu-kupu bila terus ditangkap, lalu ia pun mencoba melakukan penangkaran kupu-kupu.

Bersama teman-temannya dalam komunitas Save Bantimurung, Rusdi terus mengampanyekan agar masyarakat tidak lagi melakukan penangkapan kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, tetapi karena kebanyakan warga Bantimurung yang tinggal dekat kawasan hutan adalah penangkap kupu-kupu, maka Rusdi dan teman-temannya dalam komunitas Save Bantimurung mengajari warga bagaimana caranya menangkar kupu-kupu.

Para siswa yang tergabung dalam komunitas Save Bantimurung yang dipimpin oleh Roy, terus mengampanyekan pentingnya menjaga alam Bantimurung. Mereka didukung oleh guru mereka bernama Pak Budhi, yang juga adalah seorang budayawan dan pencinta lingkungan.

Meski terus aktif berkampanye Save Bantimurung, Hendra dan Rusdi tak henti-hentinya mengejar cinta Riffa. Roy terus menyemangati bahkan memberi tips kepada kedua temannya tersebut agar bisa mendapatkan cinta Riffa. Namun Riffa tetap menolak mereka dengan alasan setia kepada kekasihnya. Tapi Riffa sangat merahasiakan kekasihnya tersebut.

Lalu tibalah saatnya mereka berpisah. Meski Riffa menampik cinta Hendra dan Rusdi tetapi mereka tetap bersahabat dengan baik. Mereka mengadakan acara perpisahan di permandian alam Bantimurung. Mereka juga berjanji untuk terus menjaga alam Bantimurung atau pun mencintai lingkungan dimana pun meraka akan berada nantinya.



Enam tahun kemudian…
Roy kembali ke Bantimurung untuk meliput sepak terjang Hendra dan ayahnya yang kian dikenal sebagai penyelamat monyet Macaca Maura. Hendra dan ayahnya memang banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena jasa-jasanya tersebut. Roy yang bekerja sebagai reporter di sebuah TV swasta juga ingin meliput sepak terjang Rusdi yang juga mendapatkan penghargaan sebagai penyelamat kupu-kupu Bantimurung.

Ketika meliput di Bantimurung, Roy sudah menikah. Isterinya sementara hamil muda dan ia tinggalkan di Jakarta karena mendapat tugas peliputan di Maros Sulawesi Selatan. Rupanya Hendra dan Rusdi belum menikah. Bahkan mereka mengaku kepada Roy bahwa mereka masih mencintai Riffa.

Roy menyarankan kepada Rusdi untuk menikah saja dengan Zakiah yang saat itu sudah menjadi guru di Tanralili Maros. Rusdi senang bahkan sangat bahagia ketika ia benar-benar berjodoh dengan Zakiah. Zakiah juga sering disebut sebagai kupu-kupu Bantimurung karena wajahnya yang cantik. Roy juga berusaha menjodohkan sahabat karibnya Hendra dengan Riska. Akhirnya Hendra juga sangat berbahagia bisa menyatu dengan Riska yang sebenarnya juga ditaksirnya sewaktu bersekolah SMA Bantimurung dulu.

Pasangan Rusdi dan Zakiah serta Hendra dan Riska mengundang Roy untuk mengadakan reuni di Bantimurung sekaligus menghadiri acara pernikahan Hendra dan Rusdi. Roy merasa tidak enak lagi menolak ajakan sahabat-sahabatnya untuk berkunjung ke Bantimurung. Pada saat pernikahan Rusdi dan Zakiah, Roy memang terpaksa tidak datang karena ia mendapat tugas peliputan di luar negeri.

Roy yang akhirnya dipromosikan sebagai kepala biro Makassar di TV tempatnya bekerja benar-benar memenuhi undangan sahabat-sahabatnya di Bantimurung. Meski Roy dan isterinya tidak bisa menghadiri hari H pesta pernikahan Hendra dan Riska tetapi Roy berusaha menghadiri reuni khusus pemrakarsa Save Bantimurung. Bahkan mereka juga bertekad untuk kian mengaktifkan kembali komunitas Save Bantimurung. Mereka memang tetap konsisten dengan tekad mereka sewaktu SMA sebagai pejuang lingkungan.

Pada acara reuni tersebut Rusdi dan Zakiah, serta Hendra Riska meminta Roy untuk mengundang Riffa yang saat itu tinggal di Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Roy berjanji akan menghadirkan Riffa.

Roy dan isterinya yang sedang hamilpun menuju rumah Hendra di Bantimurung. Roy dan isterinya ingin memberi kejutan kepada sahabat-sahabat mereka. Pasangan Rusdi dan Zakiah serta Hendra dan Riska menyambut hangat kedatangan Roy dan Riffa. Tapi Hendra sedikit menyesali mengapa bukan Roy yang menjadi suami Riffa. Roy dan Riffa hanya tersenyum dengan keberatan Hendra. 

Pada saat mereka melakukan pertemuan khusus berenam si sebuah ruangan, Roy ingin memberi kejutan kepada kedua pasang suami isteri tersebut. Roy dan Riffa keluar ruangan dengan alasan ingin memanggil isteri dan suaminya. Roy datang ke Bantimurung memang dengan rombongan kru TV yang dipimpinnya. Dan, di awal kedatangan mereka, ia tidak mau memperkenalkan dulu yang mana isterinya, Riffa juga ikut merahasiakan siapa suaminya.

Lalu Roy dan Riffa pun masuk kembali ruangan secara bersamaan. Keempat temannya dalam ruangan tersebut saling heran karena hanyalah Roy dan Riffa yang masuk ruangan tanpa membawa pasangan mereka. Lalu Roy dan Riffa bercerita bahwa mereka adalah pasangan suami isteri. Mereka menikah di Kendari enam bulan sebelumnya. Bukan main kagetnya Rusdi dan Zakiah, serta Hendra dan Riska, karena ternyata Roy dan Riffa adalah suami isteri. Tapi mereka terus menyalami Roy dan Riffa dengan penuh suka cita. 

Akhirnya sahabat-sahabat pejuang lingkungan tersebut bisa menyatu kembali. Lalu mereka bertekad kembali untuk terus mengampanyekan menjaga lingkungan. Terkhusus untuk menjaga Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung dan habitatnya, mereka memang sudah mendapatkan penghargaan atas jasa-jasanya.




Tentang Penulis

Dul Abdul Rahman. Bekerja sebagai sastrawan, peneliti budaya. Aktif bersastra di Indonesia dan Malaysia.

Tulisan-tulisannya berupa karya sastra, kritik sastra, dan artikel budaya pernah dimuat koran lokal dan nasional di Indonesia dan Malaysia.

Beberapa karya sastranya:
  1. Lebaran Kali ini Hujan Turun (Kumpulan Cerpen, Nala Makassar, 2006)
  2. Pohon-Pohon Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2009)
  3. Daun-Daun Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2010)
  4. Perempuan Poppo (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
  5. Sabda Laut (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
  6. Sarifah (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2011)
  7. La Galigo, Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi (Novel Klasik, DIVA Press Jogyakarta, 2012)
  8. La Galigo 2, Gemuruh Batin Sang Penguasa Laut (Novel Klasik, DIVA Press Jogjakarta, 2012).
  9. Insyaallah, Aku Bisa Sekolah (Novel, DIVA Press Jogjakarta, 2015)
  10. Pohon-Pohon Peluru (Kumpulan Cerpen, Pustaka Puitika Yogyakarta 2015)
  11. Hikayat Cinta Lelaki Monyet dan Kupu-kupu Bantimurung (Novel, Ombak Yogyakarta, 2016)
  12. Terbunuhnya Sang Nabi (Novel, Penerbit Kakilangit Jakarta, 2017)
  13. Pada Sebuah Perpustakaan di Surga (Novel, Ombak Yogyakarta, 2017)

Karya-karyanya banyak dijadikan bahan penelitian akademik oleh mahasiswa untuk meraih gelar sarjana dan pascasarjana, diantaranya:


  1. Nilai Budaya dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2017, Ria Prasetyaningrum, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Malang).

  1. Kadar Realisme Magis dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2014. Burhan Kadir, Program S2 Studi Ilmu Sastra, FIB Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).

  1. Nilai-nilai Religius dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015. Khomsatun, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Malang).

  1. Analisis Plot dan Kesatuan Antar Unsur Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012. Retno Susanti, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UGM Yogyakarta).

  1. Nilai Genonik dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman: Pendekatan Semiotik. (Skripsi 2010, Hufrawati, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM Makassar)

  1. Mimpi dan Fantasi dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra bagi Siswa SMA. (Skripsi 2011, Esi Susi Pratiwi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang)

  1. Aspek Psikologi dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Implementasi Pembelajarannya di Kelas XII SMK Negeri 1 Jepara. (Skripsi 2011, Rohmad Widodo. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang.

  1. Studi Alur Cerita Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dengan Pendekatan Stuktural (Skripsi 2011, Nairawati, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Yapim Maros)

  1. Permasalahan Agraria dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman: Tinjauan Sosiologi Sastra (Skripsi 2012, Riani Eka Saputri, Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Jawa Timur)

  1. Gaya Bahasa Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012, Erti Erriyawati, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh, Surabaya.

  1. Konflik Sosial dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Witri Susanti, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Sumatra Barat)

  1. Analisis Tokoh Sawerigading dalam Novel La Galigo karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Karakter). (Skripsi 2012. Ridwan Mansyur, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Nilai Sipakatau dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2011. Suhena, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Tokoh Wanita dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Mardiana, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Sipakatau dalam novel Sabda Laut karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Andi Paramata, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  FKIP Unismuh Makassar).

  1. Nasionalisme dalam Novel Daun-daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Uci Novita Sari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Bung Hatta Padang)

  1. Analisis Nilai-nilai Ekologi dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik Goldman). (Skripsi 2014, Darwis, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015, Yuspita Urai Mega, FKIP IKIP PGRI Pontianak).

  1. Inovasi Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Sunarsih, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).

  1. Perspektif Kehidupan Sosial dalam novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Mirna Devi Anita, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).

  1. Nilai Moral dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Muh Surya Pratama, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Karakter Tokoh Protagonis dan Antagonis Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Medan. Hasil Penelitian 2017. Rahmat Kartolo. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan.

  1. Nilai Perjuangan Tokoh Utama Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2017, Ratri Harida, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Ponorogo).


Alamat email dulabdul@gmail.com Penulis bisa juga ditemui di blog pribadinya www.darsastra.blogspot.com. Facebook Page: dul abdul rahman (pengarang). Twitter: @dulabdulrahman



2 komentar: