SINOPSIS
Hikayat Cinta Lelaki Monyet
dan Kupu-kupu Bantimurung
Kawasan Bantimurung adalah salah satu kawasan batu
karst yang terindah di dunia. Bantimurung dihuni oleh ratusan jenis kupu-kupu
sehingga mendapat julukan The Kingdom of Butterfly (Kerajaan Kupu-kupu) oleh
seorang peneliti Inggeris, Alfred Russel Wallace pada awal abad ke-19. Selain
itu Bantimurung dihuni oleh monyet jenis Macaca Maura yang sudah langka. Namun
belakangan species kupu-kupu Bantimurung kian menyusut, monyet langka jenis
Macaca Maura tidak pernah bertambah lagi populasinya.
Sekelompok siswa SMA Negeri Bantimurung prihatin akan kondisi
Bantimurung tersebut. Lalu mereka membentuk kelompok yang mereka sebut Save
Bantimurung. Pemrakarsa kelompok tersebut adalah Roy, Hendra, Rusdi, dan
Riffa. Belakangan bergabung juga Zakiah dan Riska, serta teman-teman mereka
yang lain.
Roy sebenarnya adalah siswa pindahan dari sebuah SMA di
Jakarta. Awalnya Roy dimusuhi oleh Hendra dan Rusdi, penyebabnya karena Hendra
dan Rusdi cemburu terhadap Roy yang mendekati cewek cantik di sekolah itu
bernama Riffa. Karena kecantikannya tersebut maka Riffa sering dipanggil
sebagai kupu-kupu Bantimurung.
Tetapi akhirnya Hendra dan Rusdi berteman akrab dengan Roy
setelah keduanya dikalahkan oleh Roy pada suatu perkelahian di belakang sekolah
mereka. Roy yang awalnya memang jatuh cinta pada Riffa akhirnya memendam
perasaannya, dan mempersilahkan kedua sahabatnya tersebut untuk mendekati Riffa.
Bahkan Roy mencoba membujuk Riffa agar menerima cinta salah satu dari teman
mereka yaitu Hendra atau Rusdi. Tapi Riffa menolak dengan alasan ia sudah
mempunyai seorang kekasih. Agar tak ada kesalahpahaman diantara mereka Roy juga
mengaku sudah mempunyai kekasih. Padahal Roy hanya berbohong. Ia ingin
persahabatan mereka tetap baik dan akur.
Meski mereka terlibat dalam romantika cinta, mereka tetap
bersatu untuk mengampanyekan menjaga dan melindungi habitat Bantimurung
khususnya kupu-kupu dan monyet Bantimurung yang sudah langka. Mereka pun
berusaha menggali kearifan-kearifan lokal (local wisdom) untuk menjaga
lingkungan mereka. Bahkan Roy, Hendra, dam Rusdi mengaku sebagai jenis Macaca
Maura, sedangkan Riffa mereka simbolkan sebagai kupu-kupu Bantimurung.
Hendra yang ternyata putra dari seorang pahlawan
penyelamat monyet Macaca Maura bertekad untuk melanjutkan profesi ayahnya
sebagai penjaga Macaca Maura. Rusdi yang juga ternyata pahlawan penyelamat
kupu-kupu Bantimurung sejak awal sudah melakukan penangkaran kupu-kupu. Mata
pencaharian keluarga Rusdi awalnya adalah penangkap kupu-kupu. Tetapi akhirnya
Rusdi menyadari akan kepunahan kupu-kupu bila terus ditangkap, lalu ia pun
mencoba melakukan penangkaran kupu-kupu.
Bersama teman-temannya dalam komunitas Save
Bantimurung, Rusdi terus mengampanyekan agar masyarakat tidak lagi
melakukan penangkapan kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, tetapi karena
kebanyakan warga Bantimurung yang tinggal dekat kawasan hutan adalah penangkap
kupu-kupu, maka Rusdi dan teman-temannya dalam komunitas Save Bantimurung
mengajari warga bagaimana caranya menangkar kupu-kupu.
Para siswa yang tergabung dalam komunitas Save
Bantimurung yang dipimpin oleh Roy, terus mengampanyekan pentingnya menjaga
alam Bantimurung. Mereka didukung oleh guru mereka bernama Pak Budhi, yang juga
adalah seorang budayawan dan pencinta lingkungan.
Meski terus aktif berkampanye Save Bantimurung,
Hendra dan Rusdi tak henti-hentinya mengejar cinta Riffa. Roy terus
menyemangati bahkan memberi tips kepada kedua temannya tersebut agar bisa
mendapatkan cinta Riffa. Namun Riffa tetap menolak mereka dengan alasan setia
kepada kekasihnya. Tapi Riffa sangat merahasiakan kekasihnya tersebut.
Lalu tibalah saatnya mereka berpisah. Meski Riffa
menampik cinta Hendra dan Rusdi tetapi mereka tetap bersahabat dengan baik.
Mereka mengadakan acara perpisahan di permandian alam Bantimurung. Mereka juga
berjanji untuk terus menjaga alam Bantimurung atau pun mencintai lingkungan
dimana pun meraka akan berada nantinya.
Enam tahun kemudian…
Roy kembali ke Bantimurung untuk meliput sepak terjang
Hendra dan ayahnya yang kian dikenal sebagai penyelamat monyet Macaca Maura.
Hendra dan ayahnya memang banyak mendapatkan penghargaan dari pemerintah karena
jasa-jasanya tersebut. Roy yang bekerja sebagai reporter di sebuah TV swasta
juga ingin meliput sepak terjang Rusdi yang juga mendapatkan penghargaan
sebagai penyelamat kupu-kupu Bantimurung.
Ketika meliput di Bantimurung, Roy sudah menikah.
Isterinya sementara hamil muda dan ia tinggalkan di Jakarta karena mendapat
tugas peliputan di Maros Sulawesi Selatan. Rupanya Hendra dan Rusdi belum
menikah. Bahkan mereka mengaku kepada Roy bahwa mereka masih mencintai Riffa.
Roy menyarankan kepada Rusdi untuk menikah saja dengan
Zakiah yang saat itu sudah menjadi guru di Tanralili Maros. Rusdi senang bahkan
sangat bahagia ketika ia benar-benar berjodoh dengan Zakiah. Zakiah juga sering
disebut sebagai kupu-kupu Bantimurung karena wajahnya yang cantik. Roy juga
berusaha menjodohkan sahabat karibnya Hendra dengan Riska. Akhirnya Hendra juga
sangat berbahagia bisa menyatu dengan Riska yang sebenarnya juga ditaksirnya
sewaktu bersekolah SMA Bantimurung dulu.
Pasangan Rusdi dan Zakiah serta Hendra dan Riska
mengundang Roy untuk mengadakan reuni di Bantimurung sekaligus menghadiri acara
pernikahan Hendra dan Rusdi. Roy merasa tidak enak lagi menolak ajakan
sahabat-sahabatnya untuk berkunjung ke Bantimurung. Pada saat pernikahan Rusdi
dan Zakiah, Roy memang terpaksa tidak datang karena ia mendapat tugas peliputan
di luar negeri.
Roy yang akhirnya dipromosikan sebagai kepala biro
Makassar di TV tempatnya bekerja benar-benar memenuhi undangan
sahabat-sahabatnya di Bantimurung. Meski Roy dan isterinya tidak bisa
menghadiri hari H pesta pernikahan Hendra dan Riska tetapi Roy berusaha
menghadiri reuni khusus pemrakarsa Save Bantimurung. Bahkan mereka juga
bertekad untuk kian mengaktifkan kembali komunitas Save Bantimurung.
Mereka memang tetap konsisten dengan tekad mereka sewaktu SMA sebagai pejuang
lingkungan.
Pada acara reuni tersebut Rusdi dan Zakiah, serta
Hendra Riska meminta Roy untuk mengundang Riffa yang saat itu tinggal di Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara. Roy berjanji akan menghadirkan Riffa.
Roy dan isterinya yang sedang hamilpun menuju rumah
Hendra di Bantimurung. Roy dan isterinya ingin memberi kejutan kepada
sahabat-sahabat mereka. Pasangan Rusdi dan Zakiah serta Hendra dan Riska
menyambut hangat kedatangan Roy dan Riffa. Tapi Hendra sedikit menyesali
mengapa bukan Roy yang menjadi suami Riffa. Roy dan Riffa hanya tersenyum
dengan keberatan Hendra.
Pada saat mereka melakukan pertemuan khusus berenam si
sebuah ruangan, Roy ingin memberi kejutan kepada kedua pasang suami isteri
tersebut. Roy dan Riffa keluar ruangan dengan alasan ingin memanggil isteri dan
suaminya. Roy datang ke Bantimurung memang dengan rombongan kru TV yang
dipimpinnya. Dan, di awal kedatangan mereka, ia tidak mau memperkenalkan dulu
yang mana isterinya, Riffa juga ikut merahasiakan siapa suaminya.
Lalu Roy dan Riffa pun masuk kembali ruangan secara
bersamaan. Keempat temannya dalam ruangan tersebut saling heran karena hanyalah
Roy dan Riffa yang masuk ruangan tanpa membawa pasangan mereka. Lalu Roy dan Riffa
bercerita bahwa mereka adalah pasangan suami isteri. Mereka menikah di Kendari
enam bulan sebelumnya. Bukan main kagetnya Rusdi dan Zakiah, serta Hendra dan
Riska, karena ternyata Roy dan Riffa adalah suami isteri. Tapi mereka terus
menyalami Roy dan Riffa dengan penuh suka cita.
Akhirnya sahabat-sahabat pejuang lingkungan tersebut
bisa menyatu kembali. Lalu mereka bertekad kembali untuk terus mengampanyekan
menjaga lingkungan. Terkhusus untuk menjaga Taman Nasional Bantimurung
Bulusaraung dan habitatnya, mereka memang sudah mendapatkan penghargaan atas
jasa-jasanya.
Tentang Penulis
Dul Abdul
Rahman. Bekerja sebagai sastrawan, peneliti budaya. Aktif bersastra di
Indonesia dan Malaysia.
Tulisan-tulisannya
berupa karya sastra, kritik sastra, dan artikel budaya pernah dimuat koran
lokal dan nasional di Indonesia dan Malaysia.
Beberapa karya
sastranya:
- Lebaran Kali ini Hujan Turun (Kumpulan Cerpen, Nala Makassar, 2006)
- Pohon-Pohon Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2009)
- Daun-Daun Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2010)
- Perempuan Poppo (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
- Sabda Laut (Novel, Ombak Jogjakarta, 2010)
- Sarifah (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2011)
- La Galigo, Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi (Novel Klasik, DIVA Press Jogyakarta, 2012)
- La Galigo 2, Gemuruh Batin Sang Penguasa Laut (Novel Klasik, DIVA Press Jogjakarta, 2012).
- Insyaallah, Aku Bisa Sekolah (Novel, DIVA Press Jogjakarta, 2015)
- Pohon-Pohon Peluru (Kumpulan Cerpen, Pustaka Puitika Yogyakarta 2015)
- Hikayat Cinta Lelaki Monyet dan Kupu-kupu Bantimurung (Novel, Ombak Yogyakarta, 2016)
- Terbunuhnya Sang Nabi (Novel, Penerbit Kakilangit Jakarta, 2017)
- Pada Sebuah Perpustakaan di Surga (Novel, Ombak Yogyakarta, 2017)
Karya-karyanya banyak
dijadikan bahan penelitian akademik oleh mahasiswa untuk meraih gelar sarjana
dan pascasarjana, diantaranya:
- Nilai Budaya dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2017, Ria Prasetyaningrum, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Malang).
- Kadar Realisme Magis dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2014. Burhan Kadir, Program S2 Studi Ilmu Sastra, FIB Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).
- Nilai-nilai Religius dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015. Khomsatun, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Malang).
- Analisis Plot dan Kesatuan Antar Unsur Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012. Retno Susanti, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UGM Yogyakarta).
- Nilai Genonik dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman: Pendekatan Semiotik. (Skripsi 2010, Hufrawati, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM Makassar)
- Mimpi dan Fantasi dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra bagi Siswa SMA. (Skripsi 2011, Esi Susi Pratiwi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang)
- Aspek Psikologi dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Implementasi Pembelajarannya di Kelas XII SMK Negeri 1 Jepara. (Skripsi 2011, Rohmad Widodo. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang.
- Studi Alur Cerita Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dengan Pendekatan Stuktural (Skripsi 2011, Nairawati, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Yapim Maros)
- Permasalahan Agraria dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman: Tinjauan Sosiologi Sastra (Skripsi 2012, Riani Eka Saputri, Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Jawa Timur)
- Gaya Bahasa Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012, Erti Erriyawati, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh, Surabaya.
- Konflik Sosial dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Witri Susanti, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Sumatra Barat)
- Analisis Tokoh Sawerigading dalam Novel La Galigo karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Karakter). (Skripsi 2012. Ridwan Mansyur, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Analisis Nilai Sipakatau dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2011. Suhena, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Eksistensi Tokoh Wanita dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Mardiana, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Eksistensi Sipakatau dalam novel Sabda Laut karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Andi Paramata, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Nasionalisme dalam Novel Daun-daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Uci Novita Sari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Bung Hatta Padang)
- Analisis Nilai-nilai Ekologi dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik Goldman). (Skripsi 2014, Darwis, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Analisis Nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015, Yuspita Urai Mega, FKIP IKIP PGRI Pontianak).
- Inovasi Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Sunarsih, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).
- Perspektif Kehidupan Sosial dalam novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Mirna Devi Anita, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).
- Nilai Moral dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Muh Surya Pratama, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).
- Analisis Karakter Tokoh Protagonis dan Antagonis Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Medan. Hasil Penelitian 2017. Rahmat Kartolo. Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan.
- Nilai Perjuangan Tokoh Utama Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2017, Ratri Harida, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Ponorogo).
Alamat email dulabdul@gmail.com Penulis bisa juga
ditemui di blog pribadinya www.darsastra.blogspot.com.
Facebook Page: dul abdul rahman (pengarang). Twitter: @dulabdulrahman
Kupu-kupu Bantimurung...
BalasHapusKeren
BalasHapus