Senin, 29 Mei 2017

PERSPEKTIF KEHIDUPAN SOSIAL DALAM NOVEL SARIFAH KARYA DUL ABDUL RAHMAN



PERSPEKTIF KEHIDUPAN SOSIAL DALAM NOVEL SARIFAH KARYA DUL ABDUL RAHMAN

MIRNA DEVI ANITA (FKIP PBSI, UNIVERSITAS PGRI KEDIRI)


ABSTRAK

(MIRNA DEVI ANITA: Perspektif  Kehidupan Sosial dalam Novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman. Skripsi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNP Kediri. 2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) aspek structural yang meliputi tema, alur, penokohan dan perwatakan, serta konflik dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman; (2) aspek sosial yang meliputi: interaksi sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman.

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini memiliki tiga tahapan, yaitu pertama pembuatan rancangan penelitian, kedua pelaksanaan penelitian, dan ketiga pembuatan laporan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Juli 2016.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh deskripsi sebagai berikut: tema mayor yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman adalah perjuangan dalam menjalani kehidupan. Sedangkan tema minor dalam novel “Sarifah” antara lain adalah: a) merampas hak rakyat kecil, b) berpura-pura baik hanya untuk menjebak dan memperoleh simpati, c) kemewahan membuat manusia lupa segalanya, termasuk cinta dan kasih sayang suami, dan d) menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cinta.

Penokohan yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman meliputi tokoh utama Sarifah. Tokoh pendamping  yaitu Barra Tobarani dan Taikong Lamakking. Tokoh bawahan dalam novel tersebut adalah Lahajji, Sallasa, dan Mattorang. Tokoh figuran dalam novel tersebut adalah Petta Loppo, Beddu Rassa, Sattu Sobbu, dan Taikong Hamide. Tokoh bayangan dalam novel tersebut adalah La Nongko, La Tato, Labuaja, Labolong, ibu Barra Tobarani, Pak Kepala Desa Tugondeng.

Perwatakan yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman ini meliputi watak datar dan watak bulat. Tokoh yang berwatak datar yaitu Barra Tobarani, Lahajji, Sallasa, dan Mattorang. Tokoh yang berwatak bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Tokoh yang berwatak bulat adalah Sarifah dan Mandor Lamakking.

Konflik yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman yang berupa konflik eksternal yang tergambar dari hubungan tokoh dengan hubungan kontak sosial antar manusia. Sedangkan konflik internal yang tergambar pada tekanan yang dialami oleh Sarifah, Barra Tobarani, serta Mandor Lamakking. Sarifah terpaksa meninggalkan Barra Tobarani dan anak-anaknya di Bulukumba karena ia harus berangkat menjadi TKI sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh penyalur TKI dibawah pimpinan Taikong Lamakking. Barra Tobarani mengalami tekanan batin yang amat dalam ketika ia harus berpisah dengan isterinya, Sarifah.

Analisis aspek sosial dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman dengan menggunakan pendekatan sosiologi sastra.

Kata kunci
Aspek Struktural, Aspek Sosiologi, Kehidupan Sosial

1        LATAR BELAKANG

Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide-ide, semangat, keyakinan dalam suatun bentuk gambaran yang konkret yang membangkitkan pesona dengan alat bahasa (Sumardjo, 2001:3). Sastra sebagai ungkapan pribadi manusia, tentunya mengandung berbagai hal atau permasalahan sesuai dengan apa yang ingin disampaikan oleh sang pengarang dalam karyanya.

Karya sastra dihasilkan melalui imajinasi dan kreativitas, sebagai hasil kontemplasi secara individual, tetapi karya sastra ditujukan untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain, sebagai komunikasi. Karya sastra bukan semata-mata bahasa, melainkan bahasa yang sudah dimodifikasi secara artificial (Ratna, 2013:298)

Karya Sastra adalah anak kehidupan kreatif seorang penulis dan mengungkapkan pribadi pengarang. Bagi Cloridge, kualitas karya sastra ditentukan oleh sejumlah aspek yang dilarikan juga ke arah kemampuan seniman, yaitu daya spontanitas, kekuatan emosi, orisinalitas, daya kontemplasi, kedalaman nilai kehidupan, dan harmoni (Siswantoro, 2008:1). Hal-hal yang semacam inilah yang menyebabkan pentingnya peranan pengarang dalam kajian sastra.

Pengarang karya sastra adalah anggota masyarakat, sama seperti orang lain. Kemampuan dalam menghasilkan karya sastra disebabkan oleh perbedaan kualitas, yaitu kualitas dalam memanfaatkan emosionalitas dan intelektualitas, bukan perbedaan jenis. Pada dasarnya siapapun dapat menjadi seorang pengarang. Perbedaannya, terletak pada kualitas karya yang dihasilkan (Ratna, 2011: 303).

Pengarang merupakan pencipta dari karya sastra tersebut, sehingga sastrawan dengan karya sastra mempunyai hubungan erat dengan karya sastra. Hubungan itu berupa kesejajaran bila apa yang ada di dalam kehidupan dan kepribadian sastrawannya tercermin dalam karya sastra. Apa yang ada dalam karya sastranya merupakan cermin dari kehidupan sastrawannya. Hubungan itu berupa hubungan kebalikan bila apa yang ada dalam karya sastranya berupa lawan atau kebalikan dari kepribadian sastrawan. Apa yang digambarkan dalam karya sastranya merupakan sesuatu yang digunakan untuk menutupi kepribadian sesungguhnya dari diri sastrawan baik itu pengalaman maupun hidup sastrawan (Siswantoro, 2008:2)

Prosa dalam pengertian kesusastraan juga disebut fiksi, teks naratif, atau wacana naratif. Istilah fiksi dalam pengertian ini berarti cerita rekaan atau cerita khayalan. Hal itu disebabkan fiksi merupakan karya naratif yang isinya tidak menyaran pada kebenaran factual, sesuatu yang benar-benar terjadi (Nurgiyantoro, 2013:2)

Novel adalah karya sastra yang ditulis oleh pengarang, dapat berdasarkan hasil imajinatif maupun realita yang terjadi atau isi hati pengarang (Nurgiyantoro, 2013:5). Karya sastra bentuk novel memiliki dua kategori yaitu novel serius, novel popular, novel teenlit (Nurgiyantoro, 2013: 17)

Novel serius sering disebut novel sastra. Novel serius sanggup memberikan yang serba berkemungkinan, dan itulah yang sebenarnya makna sastra yang sastra. Membaca novel serius, jika kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan, untuk itu pengalaman dan permasalahn kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal (Nurgiyantoro, 2010: 19)

Novel popular adalah novel yang popular pada masanya ada banyak penggemarnya, khususnya pembaca dikalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang actual dan selalu menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permulaan. Novel popular tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara lebih intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Sebab, jika demikian halnya, novel popular akan menjadi berat, dan berubah menjadi novel serius, dan boleh jadi akan ditinggalkan oleh pembacanya. Oleh karena itu, novel popular pada umumnya bersifat artificial, hanya bersifat sementara, cepat ketinggalan zaman, dan tidak memaksa orang untuk membacanya sekali lagi. Ia biasanya cepat dilupakan orang, apalagi dengan munculnya novel-novel baru yang lebih popular pada masa sesudahnya (Nurgiyantoro, 2010:18).

Penelitian ini adalah penelitian yang membahas tentang sosiologi sastra dalam novel “Sarifah” yaitu kehidupan sosial yang mengkaji masalah-masalah interaksi sosial, kekuasaan dan kepemimpinan dalam masyarakat yang kemudian menghubungkannya dengan kenyataan yang pernah terjadi.

Sosiologi sastra adalah analisis karya sastra yang erat kaitannya dengan masyarakat, baik sebagai negasi dan inovasi, maupun afirmasi, jelas merupakan hubungan yang hakiki. Dengan dikaitkan visi sastra modern, kematian pengarang, karya sastra sama seperti ilmu sosial yang lain, bukan milik pengarang (Ratna: 2013:332). Sosiologi sastra dan sastra merupakan dua bidang yang berbeda, tetapi keduanya saling melengkapi. Sosiologi tidak hanya menghubungkan manusia dengan lingkungan alam, tetapi juga dengan kehidupan sosial (Endraswara, 2003:77).

Alasan yang melatarbelakangi pengarang menciptakan novel “Sarifah” adalah sebagai makhluk sosial Dul Abdul Rahman dipengaruhi oleh latar belakang sosiologisnya yang berupa interaksi sosial di dalam kehidupan sehari-hari. Dari negeri jiran Malaysia, Dul Abdul Rahman hendak menulis sebuah novel yang penuh akan konflik, bahkan muslihat, yang mampu menyeret setiap pembacanya untuk terus mengikuti alur kisahnya.

Novel ini hendak mengangkat ketokohan seorang yang berada di garis depan yang memprakarsai terbentuknya sebuah LSM yang bernama Barra Tobarani. Lewat tokoh itu, cerita begitu mengalir yang melibatkan begitu banyak tokoh yang sampai kapan pun akan terus mempertahankan tanah milik mereka. Sebagai sebuah novel yang digarap dengan ambisi besar, Rahman sengaja atau tidak tampak sangat menulis seolah-olah cerita itu fakta. Ia condong mengandalkan lintasan narasi dan gagasan yang keluar deras. Dengan mengandalkan itu, cerita semakin mengalir konflik demi konflik  yang mewarnai perjalanan Barra Tobarani dan Sarifah. Dalam hal itulah, seyogyanya pengarang berlaku selektif. Pasalnya, gagasan laksana mata air. Ia bisa mengalir menjelma jadi sungai bening, selokan kecil, parit-parit pesawahan, air pancuran yang gemericik, atau sungai raksasa dengan arus yang deras. Ke mana pun mata air itu mengalir, ia mesti tetap berada dalam aliran sungai.

II. Metode

Metode penelitian sastra adalah cara yang dipilih oleh peneliti dengan mempertimbangkan bentuk, isi dan sifat sastra sebagai subyek kajian. Sampai saat ini, tampaknya dalam penelitian sastra sering terjadi kerancuan antara penggunaan istilah metode, teknik dan pendekatan. Akibat, terjadi wilayah ketumpangtindihan penelitian sastra. Metode semestinya menyangkut cara yang operasional dalam penelitian. Metode telah membutuhkan langkah penelitian yang pantas diikuti. Adapun teknik berhubungan dengan proses pengambilan data dan analisis penelitian (Endraswara, 2011:8).

  1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian mempunyai peranan penting, karena pendekatan merupakan dasar untuk melakukan penelitian. Pendekatan merupakan langkah pertama dalam mewujudkan tujuan penelitian. Pada dasarnya, dalam melaksanakan penelitian pendekatan mendahului teori. Artinya, pemahaman mengenai pendekatanlah yang seharusnya diselesaikan terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan penentuan teori, metode, dan teknik penelitian. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian yang dihasilkan bukanlah data yang berbentuk angka melainkan berbentuk kata-kata atau tulisan dan adanya penelaahan dokumen berdasarkan data penelitian yang berupa kata-kata atau potongan teks yang terdapat pada novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman.

  1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan kajian aspek sosiologi. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang secara keseluruhan memanfaatkan cara-cara penafsiran dengan menyajikannya dalam bentuk deskriptif (Ratna, 2014:46)

A.    Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan rangkaian kegiatan dalam suatu penelitian untuk mempermudah penelitian tersebut (Arikunto, 2010:61). Berdasarkan pendapat tersebut tahapan penelitian merupakan suatu langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan suatu penelitian. Penelitian yang baik harus melalui beberapa tahapan. Terdapat tiga tahapan dalam penelitian ini, yaitu pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, pembuatan laporan penelitian (Arikunto, 2010: 61).

1.      Tahap Pembuatan Rancangan Penelitian
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah pemilihan judul, konsultasi judul, dan studi pustaka. Pemilihan judul dilakukan dengan menyiapkan objek penelitian berupa novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman. Setelah itu dicari permasalahan yang paling menonjol dalam novel tersebut. Peneliti membuat batasan-batasan yang jelas dan aspek yang akan diteliti. Dari beberapa aspek structural yang ada, peneliti hanya menganalisis tema, penokohan dan perwatakan, alur, dan konflik. Sedangkan dari aspek sosiologi peneliti hanya menganalisis  tentang aspek sosial penyebab terjadinya interaksi sosial dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman. Kegiatan selanjutnya adalah  mengkonsultasikan judul kepada dosen pembimbing II, kemudian ke dosen pembimbing I.

2.      Tahap Pelaksanaan Penelitian
Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi pengumpulan data, pengolahan data, penafsiran dan penyimpulan hasil pengolahan data. Pengumpulan data merupakan hal yang penting dalam proses penelitian. Dalam tahap pengumpulan data, peneliti mulai melakukan pencatatan dan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitain.

Dari data tersebut peneliti bertugas untuk mengatur, memberi kode dan mengategorikan data dengan menggunakan teknik yang sesuai dengan keberadaan data. Selanjutnya data tersebut dikelompokkan berdasarkan aspek-aspek yang akan diteliti yaitu aspek structural dan aspek sosial. Setelah itu peneliti melakukan analisis data serta mendeskripasikan bagian demi bagian data yang ditemukan dalam penelitian. Kemudian dilakukan tindakan penarikan kesimpulan yang disusun berdasarkan hasil analisis data penelitian.

3.      Tahap Pembuatan Laporan Penelitian
Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang meliputi penulisan laporan, pengkonsultasian laporan kepada pembimbing. Laporan penelitian diajukan terlebih dahulu kepada pembimbing II kemudian direvisi dan mendapat persetujuan. Selanjutnya, peneliti mengonsultasikan laporan penelitian kepada pembimbing I sampai mendapatkan persetujuan. Langkah berikutnya adalah pengujian terhadap laporan penelitian. Setelah dinyatakan lulus , langkah terakhir yang dilakukan adalah menggandakan hasil penelitian.

B.     Waktu Penelitian
C.      
Agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, maka ditetapkan jadwal. Jadwal penelitian disusun agar peneliti dapat tepat waktu dalam melakukan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada awal Maret 2016.


III. HASIL DAN KESIMPULAN
Penelitian yang berjudul “Perspektif Kehidupan Sosial dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman” ini membahas tentang masalah yang terdiri dari: tema, alur, penokohan dan perwatakan, konflik, serta aspek sosial. Tema meliputi tema mayor dan tema minor, alur atau plot meliputi tahap situation, tahap generating circumstances, tahap rising action, tahap climax, tahap denouement. Penokohan meliputi tokoh utama, tokoh pendamping, tokoh bawahan, tokoh figuran dan bayangan. Perwatakan meliputi tokoh berwatak datar dan tokoh berwatak bulat. Konflik meliputi konflik internal dan eksternal. Aspek sosial meliputi interaksi sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian berjudul “Perspektif Kehidupan Sosial dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman” adalah “perjuangan” dalam menjalani kehidupan. Sedangkan tema minor yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman adalah berikut: Merampas hak rakyat kecil, berpura-pura baik hanya untuk menjebak dan memperoleh simpati, kemewahan membuat manusia lupa segalanya termasuk cinta dan kasih sayang suami, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cinta.

Berdasarkan fungsi kedudukannya, tokoh dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman terdiri dari tokoh utama, tokoh pendamping, tokoh bawahan, tokoh figuran dan tokoh bayangan. Tokoh utama adalah tokoh yang sering muncul dalam suatu cerita. Tokoh utama yaitu: Sarifah. Tokoh pendamping adalah tokoh yang mempunyai kedudukan yang sama tetapi selalu menantang tokoh utama. Tokoh pendamping dalam novel tersebut adalah Barra Tobarani dan Taikong Lamakking. Tokoh bawahan adalah tokoh yang kehadirannya diperlukan untuk mendukung  tokoh utama dan tokoh pendamping. Tokoh bawahan dalam novel tersebut adalah Lahajji, Sallasa, dan Mattorang. Tokoh figuran adalah tokoh yang kehadirannya untuk melengkapi suasana. Tokoh figuran dalam novel tersebut adalah Petta Loppo, Beddu Rassa, Sattu Sobbu, Ammatoa, Maulid Barra, Sittiara, Maemunah, Sitti Marbiah, Massakkirang, Mandor Lapangan, Ambu Tuwo, dan Taikong Hamide. Tokoh bayangan adalah tokoh yang hanya diceritakan tetapi tidak perlu hadir dalam cerita dan dihadirkan sebagai pelengkap cerita. Tokoh bayangan dalam novel tersebut adalah La Nongko, La Tato, Labuaja, Labolong, Ibu Barra Tobarani, Kepala Desa Tugondeng.

Penelitian ini mendeskripsikan perwatakan dasar  dan perwatakan bulat tokoh yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman. Tokoh yang memiliki watak datar adalah tokoh yang hanya memiliki satu kualitas pribadi tertentu, satu sifat watak tententu saja. Tokoh yang berwatak datar yaitu Barra Tobarani, Lahajji, Sallasa, dan Mattorang. Tokoh yang berwatak bulat adalah tokoh yang memiliki dan diungkap berbagai kemungkinan sisi kehidupannya, sisi kepribadian dan jati dirinya. Tokoh yang berwatak bulat yaitu Sarifah dan Mandor Lamakking.

Konflik yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman yang berupa konflik eksternal yang tergambar dari hubungan tokoh dengan hubungan kontak sosial antar manusia yaitu Barra Tobarani dan Taikong Lamakking, Mandor Lamakking dan Barra Tobarani, serta Barra Tobarani dengan PT Lonsum. Sedangkan konflik internal yaitu tergambar pada tekanan batin yang dialami oleh Sarifah, Barra Tobarani, serta Mandor Lamakking. Sarifah meninggalkan Barra Tobarani dan anak-anaknya di Bulukumba karena ia harus berangkat menjadi TKI sesuai dengan jadwal yang ditentukan oleh penyalur TKI dibawah pimpinan Taikong Lamakking. Barra Tobarani mengalami tekanan batin yang amat dalam ketika ia harus berpisah dengan isterinya, Sarifah.

Unsur ekstrinsik yang ditekankan yaitu aspek sosiologi yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman diwarnai oleh interaksi sosial, kekuasaan dan kepemimpinan pengarang dan sebagainya. Hasil pengarang tersebut dikomunikasikan kepada penikmat atau pembaca. Penghayatan karya sastra merupakan usaha untuk menghidupkan kembali ide, keinginan, dan imajinasi pengarang. Usaha penghayatan ini tergantung pada kemampuan pembaca dalam memahami makna kalimat serta ungkapan dalam karya sastra yang dibacanya.

Perspektif  kehidupan sosial dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman adalah berkaitan dengan interaksi sosial, kekuasaan, dan kepemimpinan. Proses interaksi sosial dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman dialami oleh tokoh Barra Tobarani terhadap PT Lonsum, karena mereka ingin melakukan kerja sama yang sebenarnya bukan kerja sama yang baik melainkan ingin mengakomodasi sejumlah warga. Kekuasaan yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman dialami oleh tokoh: Lahajji, Sallasa, dan Mattorang yang selalu membela warga sekitar sehingga PT Lonsum  yang ingin menguasai tanah warga dapat dicegah sampai titik darah penghabisan. Sedangkan kepemimpinan yang terdapat dalam novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman dialami oleh tokoh Mandor Lamakking karena ia adalah salah satu perwakilan dari pimpinan PT Lonsum yang selalu ingin menjatuhkan nama baik LSM Tobarani.

Dengan demikian bahwa novel “Sarifah” karya Dul Abdul Rahman ini mengandung nilai sosial yang digunakan sebagai pengungkapan dan pengimajian pengarang terhadap sesuatu yang berbentuk novel.


IV. DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin. 2004. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosuder Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Badrun, Ahmad. 2003. Pengantar Ilmu Sastra (Teori Sastra). Surabaya: Usaha Nasional.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Kutha, Nyoman Ratna. 2011. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Panuti Sudjiman. 2008. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Pustaka Jaya.

Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: Bumi Aksara.

Purba, Antila. 2010. Sastra Indonesia Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Semi, Atar. 2012. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Siswantoro, Wahyudi. 2008. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT Grasindo.

Soerjono, Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 2001. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wellek, Rene dan Austin Warren. 2009. Teori Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sumber tulisan: www.simki.unpkediri.ac.id


Jumat, 26 Mei 2017

Bukugrafi Dul Abdul Rahman




Dul Abdul Rahman. Bekerja sebagai sastrawan, peneliti budaya. Aktif bersastra di Indonesia dan Malaysia.

Tulisan-tulisannya berupa karya sastra, kritik sastra, dan artikel budaya pernah dimuat koran lokal dan nasional di Indonesia dan Malaysia.

Beberapa karya sastranya:
  1. Lebaran Kali ini Hujan Turun (Kumpulan Cerpen, Nala Makassar, 2006)
  2. Pohon-Pohon Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2009)
  3. Daun-Daun Rindu (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2010)
  4. Perempuan Poppo (Novel, Ombak Yogyakarta, 2010)
  5. Sabda Laut (Novel, Ombak Yogyakarta, 2010)
  6. Sarifah (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2011)
  7. La Galigo, Napak Tilas Manusia Pertama di Kerajaan Bumi (Novel Klasik, DIVA Press Yogyakarta, 2012)
  8. La Galigo 2, Gemuruh Batin Sang Penguasa Laut (Novel Klasik, DIVA Press Yogyakarta, 2012).
  9. Insyaallah, Aku Bisa Sekolah (Novel, DIVA Press Yogyakarta, 2015)
  10. Pohon-Pohon Peluru (Kumpulan Cerpen, Pustaka Puitika Yogyakarta 2015)
  11. Hikayat Cinta Lelaki Monyet dan Kupu-kupu Bantimurung (Novel, Ombak Yogyakarta, 2016)
  12. Terbunuhnya Sang Nabi (Novel, Penerbit Kakilangit Jakarta, 2017)
  13. Pada Sebuah Perpustakaan di Surga (Novel, Ombak Yogyakarta, 2017)


Karya-karyanya banyak dijadikan bahan penelitian akademik oleh mahasiswa untuk meraih gelar sarjana dan pascasarjana, diantaranya:


  1. Nilai Budaya dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2017, Ria Prasetyaningrum, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Negeri Malang).

  1. Kadar Realisme Magis dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2014. Burhan Kadir, Program S2 Studi Ilmu Sastra, FIB Universitas Gajah Mada, Yogyakarta).

  1. Nilai-nilai Religius dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015. Khomsatun, Program S2 Pendidikan Bahasa Indonesia, Universitas Islam Malang).

  1. Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman: Analisis Plot dan Kesatuan Antar Unsur. (Skripsi 2012. Retno Susanti, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, UGM Yogyakarta).

  1. Nilai Genonik dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman: Pendekatan Semiotik. (Skripsi 2010, Hufrawati, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM Makassar)

  1. Mimpi dan Fantasi dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Alternatif Bahan Ajar Apresiasi Sastra bagi Siswa SMA. (Skripsi 2011, Esi Susi Pratiwi, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang)

  1. Aspek Psikologi dalam Novel Daun-Daun Rindu karya Dul Abdul Rahman dan Implementasi Pembelajarannya di Kelas XII SMK Negeri 1 Jepara. (Skripsi 2011, Rohmad Widodo. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS IKIP PGRI Semarang.

  1. Studi Alur Cerita Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman dengan Pendekatan Stuktural (Skripsi 2011, Nairawati, Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, STKIP Yapim Maros)

  1. Kode Genonik dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman: Suatu Tinjauan Roland Barthes. (Skripsi 2011, Yuliana, Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNM Makassar)

  1. Permasalahan Agraria dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman: Tinjauan Sosiologi Sastra (Skripsi 2012, Riani Eka Saputri, Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan Jawa Timur)

  1. Gaya Bahasa Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012, Erti Erriyawati, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh, Surabaya.

  1. Konflik Sosial dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Vegi Nidia Arsya, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Sumatra Barat)

  1. Analisis Tokoh Sawerigading dalam Novel La Galigo karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Karakter). (Skripsi 2012. Ridwan Mansyur, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Karakter Tokoh Utama Perempuan dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2012. Asir Aswandi Jalil, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Muhammadiyah Bulukumba).

  1. Analisis Nilai Sipakatau dalam Novel Pohon-Pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2011. Suhena, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Tokoh Wanita dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Mardiana, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Eksistensi Sipakatau dalam novel Sabda Laut karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Andi Paramata, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,  FKIP Unismuh Makassar).

  1. Nasionalisme dalam Novel Daun-daun Rindu karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2013, Uci Novita Sari, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni, Universitas Bung Hatta Padang)

  1. Analisis Nilai-nilai Ekologi dalam Novel Pohon-pohon Rindu karya Dul Abdul Rahman (Suatu Tinjauan Strukturalisme Genetik Goldman). (Skripsi 2014, Darwis, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Tesis 2015, Yuspita Urai Mega, FKIP IKIP PGRI Pontianak).

  1. Inovasi Nilai-nilai Pendidikan dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2015, Sunarsih, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).

  1. Perspektif Kehidupan Sosial dalam novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Mirna Devi Anita, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Nusantara PGRI Kediri).

  1. Nilai Moral dalam Novel Perempuan Poppo karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2016, Muh Surya Pratama, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Unismuh Makassar).

  1. Analisis Karakter Tokoh Protagonis dan Antagonis Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 04 Medan. (Skripsi 2017, Rahmat Kartolo, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah Medan).

  1. Nilai Perjuangan Tokoh Utama Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2017, Agus Setiawan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP STKIP PGRI Ponorogo).

  1. Analisis Nilai Pendidikan Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman dan Implementasinya pada Pembelajaran Pola Gilir dalam Berkomunikasi Siswa SMK kelas XI Tahun Pelajaran 2015/2016. (Skripsi 2017, Yeni Charnia, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo.

  1. Analisis Citra Wanita dalam Novel Sarifah karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2018, Yuhafliza, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Almuslim Bireuen Aceh).

  1. Fenomena Sosial dan Pesan Religius dalam Novel Terbunuhnya Sang Nabi karya Dul Abdul Rahman. (Skripsi 2018, Ratih Aulia Azhar, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Trunojoyo Madura Jawa Timur).

  1. Motivasi Diri Menyongsong Masa Depan: Kajian Psikologi Sastra dalam Novel Insyaallah Aku Bisa Sekolah karya Dul Abdul Rahman dan Implementasinya Sebagai Bahan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri 2 Sukoharjo. (Skripsi 2018, Erma Desy Ismail, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo Jawa Tengah).
Alamat email dulabdul@gmail.com Penulis bisa juga ditemui di blog pribadinya www.darsastra.blogspot.com. Facebook Page: dul abdul rahman. Twitter: @dulabdulrahman