Judul : Sabda Laut
Pengarang : Dul Abdul Rahman
Penerbit : Ombak (Yogyakarta)
Tahun Terbit : 2010
Tebal : V + 202 halaman
ISBN : 602-8335-52-5
SABDA LAUT (Sebuah Novel)
Dari tempat penjualan ikan, aku berlari sekencang-kencangnya menuju rumahku. Air Sungai Je’neberang yang mengalir menuju Laut Barombong juga seolah mengejarku, bahkan aku seperti mendengar bisikan Sungai Je’neberang, “Duhai lelaki penguasa hilir Sungai Je’neberang! Duhai lelaki Pantai Barombong! Berlarilah terus meraih impian dan cita-citamu! Jatuh bangun adalah hal biasa. Engkau harus bisa!”
Akhirnya aku tiba di rumahku dengan nafas yang tak sempurna. Seluruh kancing bajuku lepas satu-satu. Dadaku kembang kempis. Tapi aku tak peduli. Hanya ada satu tekad di jiwaku, “Hari ini aku akan pergi ke sekolah walaupun badanku masih bau ikan. Aku memang anak nelayan!”
Novel ini mengisahkan tentang cita-cita seorang anak nelayan bernama Samad. Ia bercita-cita menjadi pelaut professional dengan bersekolah di sekolah pelayaran yang biayanya sangat mahal untuk ukuran nelayan kecil seperti mereka. Namun cita-citanya kandas setelah ayahnya meninggal dunia. Namun Samad tidak patah semangat. Ia tetap bertekad bersekolah tinggi-tinggi sebagaimana pesan almarhum ayahnya.
Di novel Sabda Laut ini, DAR tetap bertahan pada ciri khas kepenulisannya, penuh dengan nuansa lokal. Berikut kutipan local wisdom yang dihadirkan oleh DAR:
“Manna majai tedonnu, mattambung barang-barannu, susajakontu, punna tena sikolannu.”6 (Biarpun banyak kerbaumu, banyak hartamu, kamu tetap akan susah bila tidak punya pendidikan) (Sabda Laut, 10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar